Jakarta - Skandal makanan masih terus terjadi Shanghai, China. Setelah kasus mooncake terkontaminasi dan telur palsu, dilaporkan seorang pemilik restoran dikenai hukum pidana karena memakai minyak bekas untuk membuat hidangan baru.
Zheng Pin (38), pemilik restoran Fula Hotpot Restaurant di Shanghai dituntut karena menggunakan minyak bekas yang berasal dari sisa makanan hotpot. Selain hukuman penjara tiga setengah tahun, ia didenda 200.000 yuan atau sekitar Rp 311.835.000.
Dilansir Shanghai Daily (05/03/2013), Zheng memerintahkan staf pelayannya untuk mengumpulkan sisa makanan hotpot dari meja dan menyimpannya dalam ember plastik.
Ia memisahkan makanan padat dan sup hotpot. Keduanya diantar ke tempat keponakan laki-lakinya, seorang juru masak di restoran hotpot berbeda yang dikelola oleh suami Zheng.
Tidak berhenti disitu, keponakannya lalu menyaring dan merebus sup yang diberikan. Minyak yang terangkat lalu digunakan kemb ali untuk memasak hidangan hotpot baru untuk disajikan kepada para pengunjung.
Keponakan Zheng dihukum satu tahun penjara dan di denda 2000 yuan atau sekitar Rp 311.835.000 karena mengambil bagian dalam tindakan kriminal ini. Sementara itu, suami Zheng tidak dikenai hukuman.
Sebelumnya, pemilik Zhengjiang Sichuan Restaurant juga dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara dan denda 200.000 yuan atau sekitar Rp 311.835.000 karena menggunakan minyak bekas untuk hidangan ikan panggang.
Dalam People Daily (05/03/2013), denda maksimum untuk membuang sembarangan minyak bekas masakan dinaikan menjadi tiga kali lipat. Sistem baru yang menyebutkan restoran akan dibayar untuk minyak bekas mereka akan diterapkan.
Sistem sebelumnya, pemilik restoran diminta untuk membayar biaya pengelolaan limbah untuk membuang minyak bekas. Untuk aturan yang baru, perusahaan pengumpul limbah akan membeli minyak masakan bekas dari restoran untuk dipakai s ebagai bahan bakar biodiesel.
(odi/fit)
food.detik
No comments:
Post a Comment