Sunday, March 17, 2013

Anget-Anget Sedep Mengudap Nasi Pindang Kudus

Anget-Anget Sedep Mengudap Nasi Pindang Kudus

Jakarta - Kalau kebetulan badan kurang enak, paling cocok siang ini menyantap yang gurih-gurih hangat. Seperti nasi pindang Kudus ini. Kuahnya gurih sedikit manis dengan potongan daging sapi berbalut sedikit lemak. Empuk, enak dihirup hangat-hanya. Ah, sedep tenan!

Sebutan pindang dalam kuliner lokal bisa berarti bermacam-macam. Bisa merujuk pada kuah pindang yang bening kekuningan dengan rasa asam segar., seperti pindang patin. Atau yang kuahnya kecokelatan bening seperti pindang iga atau pindang bandeng.

Pindang Kudus aslinya dibuat dari daging kerbau, karena sapi tidak lazim dikonsumsi oleh masyarakat Kudus pada masa lampau. Kini banyak dijajakan pindang Kudus dengan daging sapi. Bagian daging sapi yang paling enak tentu saja lemusir, yang berselingan dengan lemak tipis. Kenyal-kenyal gurih.

Bumbunya mirip rawon, karena itu pindang Kudus kuahnya kecokelatan. Bedanya pindang ini biasanya diberi santan encer, dan ditambahkan d aun melinjo muda. Penyajiannya juga khas, memakai pincuk atau piring beralas daun pisang.

Mengimbangi udara Semarang yang agak gerah, mampirlah kami ke Nasi Pindang Kudus & Soto Sapi 'Gajah Mada' yang berlokasi di jalan Gajah Mada Semarang. Warung makan yang menemapati dua toko mungil ini berderet letaknya. Di bagian depan terdapat pikulan tempat meracik pindang dan soto.

Di meja sudah tersedia wadah plastik berisi perkedel kentang yang bulat mungil dan tempe goreng garing. Di keranjang lain ada aneka kerupuk termasuk kerupuk kulit atau rambak yang jadi paduan wajib buat menyantap pindang ini.

Panas mengepul, dalam piring cekung beralas daun pisang, nasi pindang Kudus tersaji dalam porsi mungil. Yang pasti kalau sedang lapar berat seporsi dijamin kurang. Kuahnya cokelat agak keruh dengan potongan daging yang lumayan banyak, daun melinjo muda plus taburan bawang merah goreng.

Wah, aroma gurih daging dan wanginya bawang merah goreng langsun g menusuk hidung. Kuahnya gurih dengan aksen sedikit manis, potongan daging dengan sedikit lapisan lemakpun terasa empuk. Sedikit tambahan sambal membuat rasa pindang ini makin seru.

Buat melengkapi lauk, bisa dipesan telur, babat hitam, paru, iso atau limpa yang semuanya sudah direbus dengan bumbu kecokelatan. Pasangan menyantap nasi pindang ini yang tak boleh dilupakan adalah kerupuk rambak.

Selain suaranya ramai saat dikunyah, jangan lupa, patahkan kerupuk ini dan rendam sebentar dalam kuah pindang yang panas. Tekstur rambak yang sedikit lunak melempem bercampur rasa gurih kuah, rasanya makin enak!

Penampilan Soto Sapinya mirip soto ayam, memakai mangkuk keramik mungil. Taburan bawang putih gorengnya sangat royal hingga terendus tajam wanginya. Kuahnya bening dan potongan daging sapinya juga empuk gurih. Hanya saja terasa sedikit kurang heboh, karena lebih mirip sup sapi. Karenanya perlu ditambah sambal rawit dan sedikit kecap manis.

Pastinya yang paling pas untuk mengembali kesegaran tubuh, menutup santapan yang hangat gurih ini dengan segelas jeruk hangat. Selain kenyang, segar berkeringat, ternyata harganya juga relatif murah. Seporsi nasi pindang Rp.24.000, Nasi Soto Rp. 12.000, telur Rp. 5.000, tempe/perkedel Rp. 1.500 dan segelas jeruk hangat Rp. 5.000. Mampir yuk!

Nasi Pindang Kudus & Soto Sapi 'Gajah Mada'
Jl. Gajah Mada n0. 98 B
Semarang
Telpon : 024-3543966, 081901333858

(odi/odi)

food.detik

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...