Thursday, January 31, 2013

USDA Tunda Aturan Baru Untuk Camilan di Sekolah

USDA Tunda Aturan Baru Untuk Camilan di Sekolah

Jakarta - Setelah lebih dari satu tahun lamanya, sekolah-sekolah di Amerika akan segera mendapat aturan baru. Aturan tersebut dikhususkan untuk mengubah porsi dan jenis makanan ringan yang dijual kepada siswa. Seorang ahli gizipun mendukung penuh aturan baru ini guna memerangi obesitas.

Kecemasan kini sedang melanda sekolah-sekolah di Amerika. Pasalnya sudah lebih dari satu tahun mereka menunggu kepastian akan aturan baru mengenai penjualan makanan ringan. Hingga saat inipun mereka masih ragu untuk menjual keripik kentang, permen dan minuman bersoda.

Reuters yang telah menghubungi Menteri Pertanian Amerika, Tom Vilsack menyebutkan bahwa, aturan tentang makanan ringan yang dijual melalui mesin makanan dan toko di sekolah dan diproduksi pada akhir tahun 2011 diharapkan habis terjual hingga awal tahun ini.

Bahkan secara resmi USDA pun berharap proposal mengenai aturan baru penjualan makanan ringan ini akan selesai pada bulan April nanti. K eterlambatan aturan terbaru ini membuat sebagian orang merasa gelisah bahkan mereka akan segera mengubah jenis dan porsi makanan ringan di sekolahnya sebelum aturan baru dikeluarkan.

Perubahan aturan sebelumnya mengenai pembatasan menyediakan gandum, buah dan sayuran pada menu sekolah, justru menyebabkan pasa siswa mengeluh kelaparan. Kemudian USDA pun menyarankan untuk pemberian menu baru yang lebih fleksibel di sekolah.

Sebenarnya aturan baru ini bertujuan untuk menekan angka obesitas pada anak usia sekolah. Selain itu porsi pada makanan ringan juga harus dirubah dengan porsi yang lebih kecil, sedikit lemak dan sedikit gula. Untuk minumannya seperti jus juga harus dibuat dari 100 persen buah tanpa menambahkan gula.

“Kami tidak mengatakan untuk menyingkirkan mesin penjual otomatis. Kami hanya mengubah isi dan jumlah porsi dalam kemasannya. Karena sebagian orang tua tidak ingin anak-anaknya makan permen atau keripik kentang untuk makan siangnya.” imbuh Margo Wootan, dari Center for Science in the Public Interest.

(odi/dyh)

food.detik

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...