Jakarta - Asparagus merupakan salah satu sayuran yang serbaguna. Batang mudanya bisa dipakai untuk appetizer, sup, dan salad dengan cara direbus, ditumis, atau dipanggang. Sayang, efeknya pada urin tak beda dengan jengkol.
Asparagus tergolong sayuran yang kaya nutrisi. Di dalamnya terdapat protein, vitamin A, C, E, dan K, thiamin, riboflavin, niasin, dan folat. Asparagus juga mengandung zat besi, fosfor, potassium, tembaga, mangan, dan selenium. Namun, konsumsinya bisa menyebabkan air kencing berbau menyengat.
Mungkin Anda termasuk orang yang tak merasakan pesingnya air seni setelah menyantap asparagus. Wajar saja, karena berdasarkan informasi di situs The Daily Meal (11/01/13), hanya 22-50% orang yang melaporkan urin jadi berbau usai mengonsumsi batang sayuran ini.
Monell Center melakukan penelitian tentang mengapa sebagian orang tak mencium bau menusuk setelah memakan asparagus. Ternyata 8% subyek penelitian memang tak menghasilkan u rin berbau usai mengonsumsi asparagus, sementara 6% partisipan memproduksi air kencing berbau tajam namun tak bisa mendeteksinya.
Dari sampel DNA diketahui bahwa terdapat perbedaan genetik dalam sekelompok reseptor penciuman. Uniknya, adapula orang yang kencingnya berbau menyengat, namun mereka tak bisa mengendusnya. Justru mereka bisa mencium bau menyengat dari air seni orang lain.
Diketahui bahwa bau tersebut berasal dari kandungan methanethiol dan zat sulfur lain. Senyawa ini diproduksi ketika tubuh memecah asam asparagus. Hal ini dibuktikan oleh percobaan ilmuwan bernama Marceli Nencki pada 1891.
Nencki meminta empat orang pria menyantap masing-masing 1,6 kg asparagus, kemudian ia menguji urin mereka. Dari sini ditemukan methanethiol dalam kadar tinggi. Aromanya yang seperti kol busuk disebabkan oleh susunan kimiawinya, yakni sulfur yang tercampur dengan hidrogen dan karbon.
Hasil riset ini didukung oleh studi lain. Partisipan diminta menelan asam asparagus, dan ternyata urin mereka berbau sama dengan ketika mereka memakan asparagus. Kandungan senyawa dalam urinnya juga sama.
(odi/fit)
food.detik
No comments:
Post a Comment