Thursday, March 7, 2013

Golden Rice, Beras Transgenik Kaya Beta-Karoten Mulai Dipanen di Filipina

Golden Rice, Beras Transgenik Kaya Beta-Karoten Mulai Dipanen di Filipina

Jakarta - Kalau umumnya beras berwarna putih dan dibungkus dengan kulit ari. Berbeda dengan padi yang satu ini. Setelah melalui proses transgenik yang dilakukan beberapa ahli, terciptalah beras berwarna kuning cantik yang kaya nutrisi.

Beberapa area sawah di Filipina sedang digunakan untuk uji coba transgenik padi. Padi ini dimodifikasi secara genetik sehingga mengandung beta-karoten dan vitamin A. Warna berasnya yang keemasan disebut dengan “Golden Rice” oleh penduduk sekitar.

Golden rice memiliki bentuk dan ukuran yang sama seperti beras umumnya. Dengan warna kuning keemasan. Berbeda dengan nasi umumnya yang diketahui tinggi karbohidrat dan indeks glikemik. Beras varietas ini jauh lebih bernurisi.

Seperti dikabarkan NPR (7/3/2013), jutaan orang di Asia dan Afrika tidak mendapat kecukupan asupan nutrisi. Sehingga beberapa ide muncul dari para ilmuan. Beras yang dihasilkan dari rekayasa genetik ini dapat menjadi alat ukur untuk memp erbaiki kehidupan orang miskin.

Sampai saat ini belum ditemukan adanya rekayasa genetik pada tanaman. Namun para ilmuan berkerja keras untuk mencari tahu bagaimana menemukan gen baru dan memindahkannya ke dalam organisme yang berbeda.

Sebenaranya terobosan pertama transgenik ini muncul pada tahun 1999. Mulanya para ilmuan di Swiss memasukkan dua gen ke dalam beras yang diaktifkan dengan beta-karoten. Namun beberapa tahun kemudian, peneliti lain menciptakan versi lain yang lebih baik.

Beberapa orang yang aktif dalam sebuah organisasi di Rockefeller Foundation, sebuah organisasi cinta kasih terkemuka di New York City, berpikir bahwa cara ini berguna. Terutama untuk memberikan kesempatan banyak kepada para petani di negara-negara miskin untuk menghasilkan penen beras lebih banyak.

Untuk membicarakan hal ini, para ilmuan beserta organisasi peduli masyarakat mengatur pertemuan di International Rice Research Intstitute (IRRI), di Filipina. Gary Toe nniessen yang bertanggung jawab dalam program inipun mengatakan bahwa pertemuan ini dihadiri oleh banyak ilmuan yang ahli dalam bidang bioteknologi, petani juga peternak.

Selain menghasilkan padi yang berwarna kuning dan bernutrisi. Pertemuan inipun sempat membahas mengenai gen untuk melawan penyakit tanaman dan bagaimana membuat tanaman bertahan saat musim kering.

(odi/dyh)

food.detik

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...