Tuesday, February 19, 2013

Kemampuan Minum Alkohol pada Manusia Diturunkan oleh Nenek Moyang

Kemampuan Minum Alkohol pada Manusia Diturunkan oleh Nenek Moyang

Jakarta - Sebagian orang sanggup menenggak minuman berkadar alkohol tinggi dalam jumlah banyak. Namun, adapula yang menolak minum, baik karena alasan agama, kesehatan, atau karena tak kuat menelan alkohol sedikitpun. Mungkin kekuatan tubuh kita menerima alkohol diturunkan oleh nenek moyang kita.

Pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (15/02/13), ahli kimia Steven Benner mengungkapkan bahwa gen alkohol pada manusia, simpanse, dan gorila dapat dirunut hingga 10 juta tahun lalu.

Menurut pakar dari Foundation for Applied Molecular Evolution di Amerika Serikat ini, para leluhur yang hidup di daratan memakan buah yang jatuh dan berfermentasi, sehingga mengandung alkohol.

Mereka yang sanggup menyantap buah beralkohol tersebut dapat bertahan hidup dengan lebih baik di lingkungan baru dibandingkan yang tidak memakannya. Kemampuan inipun terprogram pada kode genetik keturunan mereka.

Benner mendapatkan k esimpulan tersebut setelah membangkitkan kembali enzim untuk memetabolisir alkohol pada primata yang telah punah. Ia dan timnya memperkirakan kode genetik enzim mereka, lalu menciptakannya di laboratorium. Kemudian, para ilmuwan menganalisis cara kerjanya untuk melihat perubahannya seiring waktu.

Untuk memecah alkohol dalam tubuh, manusia modern bergantung pada enzim alkohol dehidrogenase 4 (ADH4) yang terletak di kerongkongan, lambung, dan usus. Bagaimanapun juga, tidak semua ADH4 sama. Artinya, sebagian spesies primata dapat memetabolisir etanol (alkohol murni) secara efektif, sementara sebagian lain tidak.

Untuk memahaminya, para peneliti memetakan urutan DNA yang membentuk ADH4 pada 27 spesies primata modern. Ditemukan bahwa sebagian besar nenek moyang primata tak bisa memetabolisir alkohol. Namun, saat merujuk ke gorila, simpanse, dan manusia, enzim tersebut muncul sebagai pencerna alkohol yang hebat.

Enzim ini hampir 50 kali lipat lebih efisien dalam mencerna alkohol dibanding versi sebelumnya. Artinya, enzim tersebut hampir dapat memecah alkohol yang ditemukan dalam minuman alkohol modern.

Buah yang jatuh ke tanah dan telah rusak kulitnya bisa jadi dimasuki ragi. Ragipun memfermentasikan kandungan gula dalam buah dan mengubahnya menjadi etanol. Primata yang sanggup mencerna buah tersebut mungkin menurunkan gennya, sementara yang tidak dapat mencerna bisa jadi akan mati.

Seperti diberitakan Daily Mail (19/02/13), Benner percaya bahwa temuannya dapat menjelaskan mengapa primata yang banyak tinggal di darat, seperti manusia dan gorila, dapat memetabolisir alkohol. Begitu pula sebaliknya, mengapa orangutan yang tinggal di pepohonan dan jarang menemukan buah yang terfermentasi, tidak dapat memetabolisir alkohol.

(odi/fit)

food.detik

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...